Minggu, 31 Agustus 2014

Hubungan Referensi Model OSI dengan Protokol TCP/IP


OSI
TCP/IP
Protokol TCP/IP
No
Lapisan
Lapisan
Nama Protokol
Kegunaan
7
Aplikasi
Aplikasi
DHCP(Dynamic Host Configuration protocol)
Protocol untuk distribusi IP pada jaringan dengan jumlah IP yang terbatas
DNS(Domain Name Server)
Data base nama domain mesin dan nomer IP
FTP(File Transfer Protocol)
Protocol untuk transfer file
HTTP(Hypertext Transfer Protocol)
Protocol untuk transfer file HTML dan Web
MIME(Multipurpose Internet Mail Extention)
Protocol untuk mengirim file biner dalam bentuk teks
NNTP(network News transfer Protocol)
Protocol untuk menerima dan mengirim newsgroup
POP(Post Office Protocol)
Protocol untuk mengambil mail dari server
SMB(Server Message Block)
Protocol untuk transfer berbagai server file DOS dan windows
6
Presentasi
SMTP(Simple Mail Transfer Protocol)
Protocol untuk pertukaran mail
SNMP(Simple Network Management protocol)
Protocol untuk manajemen jaringan
Telnet
Protocol untuk akses dari jarak jauh
TFTP(Trivial FTP)
Protocol untuk transfer file
5
Sesi
NETBIOS(Network Basic Input output system)
BIOS jaringan standart
RPC(Remote Procedure Call)
Procedur pemanggilan jarak jauh
SOCKET
Input/output untuk jaringan jenis BSD-UNIX
4
Transpot
Transportasi
TCP(Transmission Control Protocol)
Protocol pertukaran data berorientasi koneksi (connection oriented)
UDP(User datagram protocol)
Protocol pertukaran data non-koneksi  orientasi
3
Jaringan
internet
IP (internet protocol)
Protocol untuk menetapkan routing
RIP(Routing Information protocol)
Protocol untuk memilih routing
ARP(Address Resolution protocol)
Protocol untuk mendapatkan informasi hardware dari namer IP
RARP(reverse ARP)
Protocol untuk mendapatkan informasi nomer  IP dari hardware
2
Datalink
LLC
PPP(point to point protocol)
Protocol untuk point to point
SLIP(serial line internet protocol)
Protocol dengan menggunakan sambungan serial
MAC
Ethernet,FDDI,ISDN,ATM
1
fisik
Lapis ini menentukan konfigurasi peralatan fisik(hardware)LAN yang dibangun

Selasa, 26 Agustus 2014

OSI Layer ( Pengertian dan Fungsi )

Pengertian 7 Layer OSI

7 Layer OSI adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI (Open System Inter Connection) yang merupakan kumpulan layer-layer yang  tidak  saling bergantungan namun  saling  berkaitan  satu  sama  lainnya, maksud dari pernyataan tersebut adalah masing-masing layer sudah mempunyai  tugas  dan tanggung jawab masing-masing dan  saling  mengisi satu sama lain, dan sama halnya dengan sebuah kerja sama kelompok. Jika salah satu dari layer  tersebut tidak digunakan berarti tidak akan  terbentuk  jaringan.

7 OSI Layer memiliki 7 Layer yang  terdiri dari :

1.     Physical Layer
2.     DataLink Layer
3.     Network Layer
4.     Transport Layer
5.     Session Layer
6.     Presentation Layer
7.     Application Layer.
Dari ke 7 layer tersebut mempunyai 2 (dua) tingkatan layer, yaitu:
1.     Lower Layer yang meliputi : Physical Layer, Data Link Layer, dan Network Layer.
2.     Upper Layer yang meliputi : Transport Layer, Session Layer, Presentation Layer, dan Application Layer .



Fungsi 7 Layers OSI :
 1. Physical Layer : Untuk mendefinisikan media transmisi jaring, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan, topologi jaringan dan pengkabelan. Adapun perangkat-perangkat yang dapat dihubungkan dengan Physical Layer adalah NIC (Network Interface Card).
 2. Data Link Layer : Untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Pada Layer ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras seperti halnya MAC Address, dan menentukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti Hub, Bridge, Repeater, dan Switch layer 2 (Switch unmanage) beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi layer ini menjadi 2 layer anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
 3. Network Layer : Untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internet networking dengan menggunakan Router dan Switch layer 3 (Switch Manage).
4.  Transport Layer : Untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada layer ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket yang hilang di tengah jalan.
5. Session Layer : Untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di layer ini juga dilakukan resolusi nama.
6. Presentation Layer : Untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat diransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam layer ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software) seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network Shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)).


7. Application Layer : Sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protocol yang berada dalam layer ini adalah HTTP, FTP, SMTP, NFS.

Pengkabelan Pada Jaringan Komputer

Alat yang diperlukan :

1.      Tang Crimping

Tank Crimping adalah alat untuk memotong kabel UTP dan untuk menjepit ujung konektor, dan ini sangat penting sekali bagi kita yang ingin belajar cara mengcrimping kabel, alat ini bentuknya hampir sama dengan tank biasa yang sering kita lihat atau temui.

2.    Kabel UTP
Kabel UTP kita gunakan untuk saling menghubungkan jaringan internet dan di dalam kabel UTP ini terdapat 8 helai kabel kecil yang berwarna-warni.


3.    Konektor RJ-45


Konektor adalah alat yang kita pasang pada ujung kabel UTP tujuannya agar kabel dapat kita pasang pada port LAN. Konektor RJ-45 harus dipasangkan pada ujung kabel UTP apabila tidak maka kabel UTP tidak akan berguna.

4.   LAN TESTER


LAN Tester adalah alat untuk menguji hasil crimpingan kabel kita, kalau crimpingan kita salah maka lampu di Cable Tester  ini tidak akan menyala dan kalau hasil crimpingan kita sudah benar maka lampu di Cable Tester akan menyala dengan otomatis, jadi alat ini sangat berguna bagi kita untuk mengetahui hasil crimpingan kita.
Pengertian Straight dan Crossover
  
Kabel Straight merupakan kabel yang memiliki cara pemasangan yang sama antara ujung satu dengan ujung yang lainnya. Urutan standar kabel straight adalah seperti dibawah ini yaitu sesuai dengan standar TIA/EIA 368B (yang paling banyak dipakai) atau kadang-kadang juga dipakai sesuai standar TIA/EIA 368A sebagai berikut :
Contoh penggunaan kabel straight adalah sebagai berikut :
a.     Menghubungkan antara Komputer dengan Switch
b.     Menghubungkan Komputer dengan LAN pada Modem Cable/DSL
c.      Menghubungkan Router dengan LAN pada Modem Cable/DSL
d.     Menghubungkan Switch ke Router
e.      Menghubungkan Hub ke Router
Kabel Crossover merupakan kabel yang memiliki susunan berbeda antara ujung satu dengan ujung lainnya. Kabel Cross digunakan untuk menghubungkan 2 device yang sama.
Contoh penggunaan kabel crossover adalah sebagai berikut :
a.     Menghubunngkan 2 buah Komputer secara langsung
b.     Menghubungkan 2 buah Switch
c.      Menghubungkan 2 buah Hub
d.     Menghubungkan Switch dengan Hub
e.      Menghubungkan Komputer dengan Router
Dari 8 buah kabel yang ada pada kabel UTP ini (baik pada kabel straight maupun cross over) hanya 4 buah saja yang digunakan untuk mengirim dan menerima data, yaitu kabel pada pin no 1, 2, 3, dan 6.
 Membuat Kabel Straight UTP :
1)     Kupas bagian ujung kabel UTP, kira-kira 2 cm.
2)    Buka pilinan kabel, luruskan dan urutkan kabel sesuai standart gambar.
3)    Setelah urutannya sesuai standart, potong dan ratakan ujung kabel dengan menggunakan crimping,
4)    Masukkan kabel yang sudah lurus dan sejajar tersebut ke dalam konektor RJ-45, dan pastikan semua kabel posisinya sudah benar dengan posisi sebagai berikut :

Putih Orange pada Pin 1
Orange pada Pin 2
Putih Hijau pada Pin 3
Biru pada Pin 4
Putih Biru pada Pin 5
Hijau pada Pin 6
Putih Coklat pada Pin 7
Coklat pada Pin 8
5)    Lakukan crimping menggunakan crimping tools, tekan crimping tool dan pastikan semua pin (kuningan) pada konektor RJ-45 sudah “menggigit” tiap-tiap kabel. Biasanya akan terdengar suara “krik”. Setelah selesai pada ujung yang satu, lakukan lagi pada ujung yang lain.
6)    Langkah terakhir adalah mengecek kabel yang sudah kita buat tadi dengan menggunakan LAN Tester, caranya masukkan masing-masing ujung kabel (konektor RJ-45) ke masing-masing port yang tersedia pada LAN Tester, nyalakan dan pastikan semua lampu LED menyala sesuai dengan urutan kabel yang kita buat.

Membuat Kabel Cross UTP

         Membuat kabel cross memiliki langkah yang hampir sama dengan kabel straight, perbedaan hanya terletak pada urutan warna dari kedua ujung kabel. Berbeda dengan kabel straight yang memiliki urutan warna sama dikedua ujung kabel, kabel cross memilki urutan warna yang berbeda pada kedua ujung kabel.


Ujung Pertama sama dengan kabel straight :
Putih Orange pada Pin 1
Orange pada Pin 2
Putih Hijau pada Pin 3
Biru pada Pin 4
Hijau pada Pin 6
Putih Coklat pada Pin 7
Coklat pada Pin 8
Ujung yang kedua Cross Over :
Putih Hijau pada Pin 1
Hijau pada Pin 2
Putih Orange pada Pin 3
Biru pada Pin 4
Putih Biru pada Pin 5
Orange pada Pin 6
Putih Coklat pada Pin 7
Coklat pada Pin 8
          Dibawah ini adalah contoh ujung kabel UTP yang telah terpasang konektor RJ-45 dengan benar, selubung kabel (warna biru) ikut masuk kedalam konektor.

Animated Purple Gitter Skull